Personalized marketing adalah salah satu strategi marketing yang mulai rajin dipelajari oleh para pebisnis.
Dalam ranah ekonomi saat ini, digital marketing jauh lebih dibutuhkan daripada cara pemasaran tradisional. Banyak orang juga mulai menuntut para pebisnis/penjual untuk menyediakan produk/jasa yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing individu.
Sebelum melangkah lebih jauh, ketahui dulu definisi dan konsep personalized marketing.
Personalisasi (personalization) adalah cara, perbuatan mengubah atau memodifikasi sesuatu agar menunjukkan ciri personal tertentu (KBBI). Sementara itu, personalized marketing adalah suatu teknik pemasaran yang bertujuan memberikan konten personal kepada audiensi target.
Secara umum, hal ini melibatkan analisis data dan teknologi otomatisasi. Selain itu, perlu diketahui bahwa konsep ini cenderung fokus pada satu audiens sehingga lebih spesifik.
Meskipun terlihat rumit, jika dijalankan dengan benar personalized marketing akan mendatangkan beragam manfaat.
Personalized marketing memungkinkan pelanggan untuk berkontribusi terhadap suatu brand. Dengan informasi yang diperoleh, pelanggan ingin suatu brand akan menjangkau mereka kembali dengan sesuatu yang lebih personal.
Pengalaman yang positif dan berkesan akan membuat pelanggan mengingat brand Anda dan bahkan menyarankannya pada orang lain.
Menurut Yieldify, 75% pelanggan setuju bahwa mereka tertarik untuk membeli dari brand yang menawarkan pengalaman personalized marketing secara digital. Dengan kata lain, makin banyak pelanggan yang tertarik untuk membeli maka makin besar keuntungan yang didapatkan.
Selanjutnya, mari kita pelajari dasar-dasar untuk menerapkan personalized marketing.
Pertama, pengumpulan data bisa dilakukan secara otomatis melalui tools analytics atau CRM yang umumnya berupa iklan. Kedua, Anda bisa menyebarkan survei atau formulir untuk diisi calon pelanggan. Aspek penting dalam pengumpulan data ini adalah transparansi, privasi, dan kemudahan bagi pelanggan.
Data yang telah terkumpul bisa dikategorikan berdasarkan demografi, ketertarikan terhadap produk, pola membeli, tingkat belanja, dsb. Gunakan satu atau beberapa kategori yang paling relevan dengan strategi pemasaran Anda untuk mendapatkan hasil maksimal.
Konten yang bagus harus menarik, interaktif, dan bermanfaat bagi pelanggan misalnya tips, saran, rekomendasi produk, atau pesan video. Kemudian, Anda perlu membagi konten tersebut ke sejumlah platform yang tersedia mulai dari blog, landing page, media sosial, dll.
Baca juga : One To One Marketing : Kelebihan dan Kekurangannya
Saat mengirim email personal kepada calon pelanggan, ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
Komunikasi seharusnya tidak berhenti hanya dengan mengirim email personal saja. Berikutnya, Anda bisa menawarkan diskon/promo, produk keluaran terbaru, event yang menarik, dan layanan cepat dan ramah jika pelanggan menghadapi masalah.
Jangan lupa untuk mengucapkan terima kasih dan hubungi mereka kembali. Hal ini penting sebagai pengingat bahwa Anda menghargai mereka sebagai pelanggan setia.
Intinya, personalized marketing adalah suatu proses panjang yang melibatkan SDM yang kompeten, teknologi yang tepat, serta analisis yang berkelanjutan. Namun, yakinlah bahwa hasil yang diperoleh setara dengan waktu dan tenaga yang Anda curahkan.
Anda juga perlu memahami bahwa para pelanggan justru merasa kesal pada konten yang tidak personal. Faktanya, banyak brand yang menerapkan personalized marketing pun mendapati bahwa pendapatan mereka meningkat melebihi perkiraan terutama di era modern saat ini.
Jadi tunggu apa lagi? Segera pelajari dan aplikasikan personalized marketing pada bisnis Anda.