Storyline adalah konsep yang membantu menyampaikan pemikiran atau kisah seseorang. Menceritakan brand story dengan cara yang menarik tidak mudah karena harus diawali dengan storyline yang baik. Selain itu, brand story bukan satu-satunya faktor yang membuat orang membeli produk/jasa.
Lantas, apa yang bisa Anda lakukan? Bagaimana konsep storyline bisa membantu? Baca rangkuman berikut untuk mengetahui lebih jauh.
Storyline adalah urutan peristiwa dalam suatu cerita. Dalam suatu cerita harus ada karakter, konflik, setting, dan plot (eksposisi, klimaks, dan resolusi). Konsep storyline bisa diaplikasikan dalam pembuatan konten untuk tujuan marketing.
Sebelum beralih ke hal-hal detail, di bawah ini adalah aspek-aspek utama dalam pembuatan konten.
Pada kenyataannya, banyak perusahaan cenderung fokus ke arah format dan jenis media daripada pesan dan pengalaman yang dibagi dalam konten itu sendiri. Alhasil, banyak pula bisnis yang rugi atau brand yang kalah pamor. Mereka terlalu terpaku pada kuantitas dan visual dibandingkan berpikir bagaimana cara menggerakkan hati seseorang.
Sebagai contoh, seorang penjual mungkin berpikir bahwa selama dia gencar mem-posting video dan foto di media sosial maka bisnis akan maju. Padahal pembeli, pengguna, dan masyarakat luas tidak sebodoh yang disangka. Mereka justru lebih tertarik dengan konten relevan yang membuat mereka bersimpati.
Oleh karena itu, copywriter dituntut memahami storyline dengan ketiga fungsinya.
Storyline memastikan Anda untuk tetap berada di jalur yang benar. Di sini Anda akan menentukan apa saja yang terjadi dalam konten itu sendiri.
Umumnya ini tentang bagaimana karakter berusaha mengatasi masalahnya. Misalnya pelanggan mempunyai masalah, lalu melihat produk Anda, mempertimbangkan pilihan yang Anda tawarkan, dsb.
Tidak mungkin ada solusi tanpa adanya masalah dan begitu juga sebaliknya. Bayangkan saja seseorang tiba-tiba menawarkan payung jualannya kepada Anda padahal cuacanya cerah. Jika pelanggan mengetahui siapa dan cerita yang Anda sampaikan tentang produk/brand Anda, mereka akan lebih mengerti dan mulai mempertimbangkan untuk membeli.
Pada dasarnya, konsep storyline tidak hanya bisa diaplikasikan dalam karya literatur saja seperti novel, biografi, atau cerpen. Storyline juga diperlukan dalam pembuatan konten yang berfungsi sebagai sarana promosi suatu brand. Berikut ini adalah sejumlah langkah penyusunan storyline yang terinspirasi dari Donald Miller dalam bukunya Building A Story Brand.
Karakter utama di sini adalah target audiensi yang Anda tentukan. Meskipun Anda ingin mendefinisikan target pasar secara umum, ini bukan strategi yang bijak.
Saat membuat karakter buatan (persona), Anda harus membuatnya secara spesifik misalnya ibu rumah tangga berusia 35 tahun dengan 2 anak. Gali lebih dalam tentang kehidupan mereka contohnya di mana mereka tingggal, apa yang mereka inginkan, bagaimana mereka mengambil keputusan, dll.
Setiap karakter memiliki masalah. Tidak ada gunanya menjual produk A kepada pembeli B kalau pembelinya sendiri tidak membutuhkannya. Masalah bisa dibagi ke dalam empat kategori yaitu penjahat atau musuh, masalah eksternal, masalah internal, dan masalah filosofi.
Dari keempat kategori, perusahan sering melupakan masalah internal karena hanya melihat masalah eksternal. Misalnya, ketombe yang membuat kepala gatal adalah masalah eskternal. Sementara itu, rasa malu karena sering menggaruk kepala akibat ketombe adalah masalah internal.
Jadi, sampo yang diproduksi tidak boleh hanya fokus pada cara menghilangkan ketombe, tetapi juga harus membuat orang lebih percaya diri. Brand yang menganalisis masalah audiensi dengan jeli akan mampu memberikan solusi yang tidak terbantahkan.
Bayangkan diri Anda sebagai jin yang muncul dari lampu ajaib Aladdin. Cobalah berempati dengan masalah mereka. Tunjukkan bahwa Anda adalah sosok yang kompeten untuk menangani problem dengan kemampuan dan kredibilitas Anda.
Pandu audiensi untuk menemukan solusi yang paling tepat terhadap masalah yang dihadapi. Jangan langsung mengabulkan keinginan tanpa memikirkan akibatnya.
Pada process plan, paparkan cara bekerja, skill, dan pengalaman Anda. Sedangkan pada agreement plan, sediakan berbagai pilihan dengan menyesuaikan kebutuhan dan kemampuan audiensi. Kalau Anda ambigu dan tidak spesifik, audiensi akan merasa khawatir terhadap risiko yang mungkin muncul jika memutuskan untuk memilih brand Anda.
Sekarang, Anda perlu memberikan tantangan kepada audiensi untuk segera bergerak. Makin cepat mereka bertindak, makin cepat pula hasil yang akan didapatkan yang dalam hal ini berarti pembelian.
Audiensi harus yakin bahwa bekerja sama dengan Anda dan mengikuti rencana yang Anda buat adalah pilihan cerdas. Bila perlu buat daftar kerugian yang mungkin mereka alami tanpa Anda. Mereka mungkin menemui jalan buntu yang hanya bisa diselesaikan dengan solusi terbaik dari Anda.
Eksekusi yang baik memastikan keberhasilan misi atau penyelesaian masalah hero. Pada akhirnya, Anda akan mengarahkan audiensi pada garis finish. Akhir yang bahagia adalah hasil dari simbiosis mutualisme antara penjual dan pembeli.
Baca juga : Konten Youtube Luar Negeri Yang Belum Ada Di Indonesia
Storyline yang digarap dengan apik akan menjadi dasar kuat dalam strategi marketing. Hal ini menunjukkan bahwa brand Anda bersungguh-sungguh, otentik, dan memahami target audiensi. Ada beberapa contoh brand/perusahaan yang storytelling-nya sukses. Itu artinya mereka berangkat dari storyline yang benar dan teratur.
Salah satu penawaran dari Airbnb adalah fitur Stories from the Airbnb Community. Orang yang menawarkan properti bisa menceritakan latar belakang mereka. Para pengunjung akan membaca dan menjadikannya sebagai salah satu bahan pertimbangan.
Pesan dari fitur ini adalah bahwa Airbnb tidak hanya fokus pada masalah fisik misalnya kondisi bangunan, harga, fasilitas, dll. Secara tidak langsung Airbnb menekankan sisi kemanusiaan dalam menampilkan brand mereka ke publik.
Spotify mengadakan sejumlah program seperti kampanye #thatsongwhen di tahun 2014 dan Spotify Wrapped yang mendapat respons positif dari para penggunanya. Hubungan emosional dipakai untuk mengajak pengguna berbagi lagu atau playlist mereka ke banyak orang. Selain itu, pengguna lain juga bisa belajar dan terinspirasi dari kisah-kisah dibalik lagu-lagu yang dibagikan.
Banyak dari strategi marketing Gojek yang dibuat berdasarkan storyline. Salah satu contohnya adalah iklan video Gojek yang sering muncul di Youtube. Konsep yang dibawa pun unik dan beragam. Di sini Gojek telah berhasil membuat para pelanggan tertarik untuk terus memakai aplikasi Gojek demi memenuhi kebutuhan mereka.
Baca juga : Rekomendasi Jenis Konten Youtube Yang Paling Banyak Diminati
Storyline adalah pemandu yang memastikan dan menganalisis tiga aspek penting. Pertama, pelanggan adalah hero yang terlibat dalam konflik atau memiliki masalah. Kedua, perusahaan/brand datang membawa bala bantuan (produk/jasa) dan memandu pelanggan untuk sampai pada solusi. Ketiga, pelanggan berhasil mengatasi problem mereka dan meneruskan kerja sama dengan perusahaan/brand tersebut.
Perlu diingat bahwa pembuatan storyline masih merupakan tahap awal. Konten yang bagus juga harus didukung oleh produk/jasa yang berkualitas dan pelayanan terbaik.