Dalam era digital ini, masih banyak sekolah yang belum memanfaatkan artificial intelligence dalam pendidikan. Padahal AI bisa membantu mendampingi guru dan siswa dalam memperlancar kegiatan belajar mengajar (KBM). Namun, hal ini bisa dimengerti karena ada berbagai aspek yang perlu dipertimbangkan misalnya biaya dan ketersediaan alat pendukung.
AI memungkinkan guru menilai hasil ujian/tes, esai, dan makalah dalam waktu singkat bahkan dalam bahasa yang berbeda (West Agile Labs). Jangan khawatir karena AI tidak akan sepenuhnya menggantikan peran guru. AI umumnya dipakai untuk menilai performa siswa dalam menjawab soal pilihan ganda atau fill-in-the-blank.
Setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Misalnya, ada siswa yang belajar dengan melihat sedangkan yang lain dengan mendengarkan. AI memfasilitasi kebutuhan individu yang berbeda dengan mengatur strategi belajar yang menyesuaikan waktu, kecepatan, dan persyaratan lainnya.
ITS adalah sistem berbasis AI yang menangani umpan balik dan instruksi pada pembelajaran one-on-one. Sistem ini cocok digunakan jika materi yang terlewat bisa dipelajari dan dievaluasi secara online. Bahasa, Matematika, Fisika, dan Geografi adalah beberapa contoh pelajaran yang bisa dibantu oleh ITS. Alasannya adalah karena ITS bisa mempertimbangkan faktor keterlibatan, penilaian, dan pemahaman pada pelajaran-pelajaran tersebut.
Akan sangat menyenangkan jika bisa bermain sambil belajar. Fungsi utama gamification adalah melatih kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah. Konsep bermain yang diusung oleh AI bisa diterapkan pada anak-anak hingga orang dewasa. Siswa bisa mendapat reward seperti poin, lencana, dan peringkat ketika berhasil memahami atau menjawab soal.
Ada beragam produk AI yang bisa dipilih para pendidik maupun siswa sesuai dengan model pembelajaran yang diperlukan. Berikut ini adalah beberapa contohnya.
Sebagai platform pembelajaran berbasis gim, Kahoot digunakan untuk membuat kuis, survei, atau permainan eduaktif lainnya. Pengguna bisa menambahkan gambar dan video untuk membuat konten lebih menarik dan interaktif. Hasil laporan belajar siswa nantinya bisa diunduh dalam bentuk spreadsheet.
Knewton menyediakan layanan adaptive learning yang menyesuaikan kebutuhan dan cara belajar masing-masing siswa yang unik. Selain mencatat tingkat kesuksesan yang tinggi, konten dalam Knewton bersifat open educational resource (OER) sehingga bisa diakses secara gratis. Dibandingkan menggunakan Knewton, membeli buku pelajaran fisik lebih banyak menghabiskan uang.
Software ini mampu mentranskrip 160 kata per menit dengan tingkat akurasi 99%. Pengguna bisa menghemat waktu 3 kali lebih cepat dibandingkan menulis atau mengetik sendiri.
Baca juga : Dampak Positif dan Negatif Artificial Intelligence
Jika dirangkum, ada tiga tantangan utama berkaitan dengan pemakaian artificial intelligence dalam pendidikan.
Masih ada manfaat artificial intelligence dalam pendidikan yang belum sempat dibahas pada artikel ini. Namun, satu hal yang pasti adalah jika dikelola dengan baik, AI akan memberikan perubahan positif yang signifkan pada kualitas generasi muda di masa depan.