Algoritma Facebook telah menjadi topik hangat yang sering diperbincangkan oleh berbagai kalangan. Pebisnis, jurnalis, masyarakat umum, dan para pemimpin dunia bahkan memberi perhatian terhadap hal ini.
Sebagai sebuah platform media sosial, Facebook bukan hanya sekedar menjadi sarana untuk mencari teman. Untuk meningkatkan engagement atau mempromosikan suatu brand di Facebook, memahami algoritma Facebook akan sangat bermanfaat.
Dalam artikel ini, akan dibahas aspek-aspek dasar yang perlu diketahui mengenai algoritma Facebook.
Algoritma Facebook merupakan sebuah sistem yang mengatur dan menentukan konten yang muncul di Facebook. Beberapa model machine learning dipakai sehingga algoritma yang digunakan tidak hanya satu.
Algoritma yang dipakai Facebook sering mengalami perubahan, jadi Anda perlu memantau setidaknya setiap tahun. Namun, memahami algoritma Facebook bukan berarti masalah selesai. Pada hakikatnya, algoritma ini harus dijadikan kawan dan bukannya lawan. Organic reach dan engagement dari pengguna sendiri pun tetap harus dijalankan dengan konsisten, berdampingan dengan algoritma yang ada.
Hal pertama yang dilakukan oleh para anggota tim di balik algoritma Facebook adalah mengumpulkan postingan dan konten dari jaringan seorang pengguna. Kedua, algoritma akan menyaring konten yang bagus, termasuk dengan membuang konten buruk dan mengeliminasi konten yang kurang populer. Ketiga, konten terbaik dinilai dan ditampilkan berdasarkan jumlah engagement terbanyak.
Pada tahun 2023 ini, Facebook telah menentukan tiga (3) ranking signals yang akan menentukan konten mana yang paling relevan terhadap pengguna tertentu.
Anda akan melihat postingan/konten dari sumber-sumber dimana Anda melakukan interaksi. Hal ini termasuk teman, keluarga, komunitas, atau bisnis yang Anda sukai.
Ada berbagai jenis konten yang muncul di Facebook misalnya tulisan, foto, dan video. Jika Anda suka melihat gambar, maka konten yang sering muncul juga akan berupa gambar.
Interaksi di sini juga disebut sebagai engagement. Engagement sendiri adalah keterlibatan seseorang pada suatu konten atau postingan. Sebagai contoh, video yang Anda tonton, like, dan Anda beri komentar akan diprioritaskan dibandingkan video yang hanya ditonton saja.
Nah, setelah mengetahui panduan dasarnya, sekarang waktunya untuk memanfaatkan algoritma ini dengan optimal.
Postingan yang diunggah ketika banyak orang sedang online cenderung mendapatkan lebih banyak engagement. Bagi para followers Anda, postingan tersebut akan muncul di posisi teratas newsfeed mereka. Waktu yang tepat juga memungkinkan orang yang offline untuk melihat postingan Anda.
Ketika membuat konten, Anda perlu memikirkan apa yang diinginkan para audiensi. Konten yang berkualitas setidaknya harus memenuhi kriteria berikut: bersifat informatif, bermakna, menginspirasi, akurat, otentik, jujur, dan menarik. Untuk alasan profesional misalnya pemasaran atau brand image, riset audiensi mungkin diperlukan untuk memastikan konten yang dibuat sudah memenuhi selera follower Anda yang spesifik.
Contoh tindakan sederhana yang bisa dilakukan adalah membalas komentar orang di postingan Anda. Konten yang bagus juga turut mengembangkan interaksi antara audiensi yang melihat postingan Anda.
Secara tidak langsung, Anda mendorong para follower untuk saling berbagi konten dan mendiskusikannya dengan orang lain. Intinya, Anda berusaha untuk melipatgandakan engagement dari suatu postingan secara maksimal
Baca juga : Kerja Online Dibayar : Keuntungan dan Rekomendasi
Demi memperbanyak engagement, para pengguna berupaya memposting foto dan video yang dinilai lebih menarik. Namun, pemikiran semacam ini tidak sepenuhnya bisa memastikan kuantitas engagement yang diinginkan.
Hasil dari penelitian terbaru yang dijalankan oleh Hootsuite mengungkapkan bahwa postingan status biasa (tanpa tautan, foto, dan video) menghasilkan engagement sebesar 0,11%. Sebaliknya, postingan dengan video dan tautan memilki rata-rata persentase yang lebih rendah yaitu 0,08% dan 0,04%.
Dari data tersebut bukan berarti Anda harus terus menampilkan postingan sederhana saja sepanjang waktu. Sebenarnya postingan sederhana sudah efektif untuk memperoleh engagement yang cukup. Jadi jangan berlebihan dalam melakukan sesuatu.
Mencoba untuk memanipulasi algoritma demi memenuhi ranking signals sama sekali tidak disarankan. Salah satu contoh manipulasinya yaitu membayar agar pengguna lain memberikan komentar atau like.
Walaupun tampak efektif, Facebook sudah membatasi distribusi engagement bait, clickbait, serta landing page tipuan. Dengan demikian, algoritma pasti mengeliminasi hasil palsu dari penipuan terutama jika Anda melewati batas.