Jika waktu kecil Anda punya teman khayalan, maka digital marketing memiliki buyer persona. Apapun posisi Anda di perusahaan, pada akhirnya semua akan kembali ke pelanggan.
Ketika Anda memahami siapa mereka, apa yang mereka inginkan, dan bagaimana cara mereka mengambil keputusan, maka Anda bisa membuat produk yang lebih baik dan mempromosikannya dengan cara terbaik ke target yang tepat.
Di sini, buyer persona memungkinkan Anda melakukan penilaian terhadap calon pelanggan untuk keperluan marketing secara khusus.
Buyer persona merupakan karakter fiktif yang sengaja dibuat untuk mengetahui apa yang dipikirkan dan dibutuhkan pelanggan. Pendeknya, buyer persona adalah representatitf dari pelanggan ideal Anda, masing-masing dengan karakter yang berbeda.
Dalam membuat persona, Anda tidak boleh memakai nama, foto, atau informasi pribadi asli seseorang. Namun, apa yang Anda buat harus merepresentasikan calon pelanggan secara umum. Tergantung kebutuhan, ada perusahaan yang membuat lebih dari satu persona demi mengoptimalkan strategi marketing mereka.
Istilah-istilah lain seperti audience persona, customer avatar, user persona, atau marketing persona sebenarnya juga memiliki fungsi yang mirip dengan buyer persona. Meskipun buyer persona bisa diartikan sebagai seorang pembeli dengan karakteristik tertentu, ini hanyalah sekedar model bukan pelanggan yang sebenarnya.
Setiap departemen atau posisi dalam suatu perusahaan atau bisnis dapat mengambil manfaat dari penggunaan persona. Metode ini juga mendukung peningkatan brand awareness dan mendorong loyalitas pelanggan.
Membantu mengembangkan/menyesuaikan produk yang sudah ada atau menciptakan produk baru sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.
Sebagai contoh, bagian marketing bisa lebih fokus pada keyword apa yang dipakai, platform apa yang digunakan untuk memasang iklan, faktor apa saja yang memengaruhi keputusan pembelian, dan calon pelanggan mana yang akan menjadi target utama.
Setelah mempelajari buyer persona, maka akan lebih mudah untuk berempati terhadap keluhan pelanggan di masa mendatang. Saat bisa memahami satu sama lain, komunikasinya juga akan lebih efektif.
Fakta. Dari data yang dihimpun oleh Sutton (2013) di MarketingSherpa, penggunaan buyer persona dalam strategi pemasaran meningkatkan ROI 124% dan pendapatan pemasaran sebesar 171%.
Ada berbagai model buyer persona yang diterapkan dalam dunia bisnis. Beberapa perusahaan bahkan menciptakan persona unik milik mereka sendiri.
Pada pembahasan ini, Anda akan mengenal beberapa model buyer persona menurut Bryan Eisenberg. Beliau adalah penulis asal Amerika Serikat yang menulis sebuah buku berjudul “Buyer Legends”.
Membuat buyer persona memang butuh waktu, tetapi manfaat jangka panjangnya patut dipertimbangkan.
Saat ini, ada banyak sarana yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan riset bahkan jika Anda belum punya satu pelanggan pun. Secara kuantitatif, Anda bisa menggunakan tools seperti Google Analytics, Twitter page insight, CRM database, dll.
Untuk mendapatkan data yang lebih spesifik, Anda bisa melakukan interview, survei, dan focus group. Meskipun membeli data dari pihak ketiga dimungkinkan, hal ini tidak disarankan karena datanya kurang spesifik dan mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan Anda.
Pastikan data pengguna yang dikumpulkan berisi informasi dasar berikut.
Tips. Anda juga bisa mencari tahu apa yang ditargetkan pebisnis lain dengan menggunakan tools seperti Alexa.
Tujuan yang ingin dicapai setiap pelanggan bervariasi tergantung dari jenis produk atau jasa yang Anda tawarkan. Beberapa bisa bersifat pribadi atau profesional. Tujuan pelanggan bisa dipakai sebagai salah satu parameter untuk membangun brand’s tone, mengarahkan kegiatan pemasaran, dsb.
Jika Anda sudah memiliki tim penjualan, Anda bisa meminta data yang lengkap karena mereka tentu lebih paham mengapa pelanggan mmeberi produk Anda dan apa yang ingin pelanggan capai dari produk Anda.
Salah satu cara efektif untuk memberikan pengalaman yang lebih baik pada pelanggan adalah dengan mengumpulkan umpan balik dan testimoni pelanggan.
Setelah mengumpulkan data pelanggan, Anda juga perlu menemukan pain point atau masalah pelanggan. Sejumlah pertanyaan yang bisa Anda ajukan adalah:
Sebagai langkah terakhir, Anda perlu mengelompokkan pelanggan dengan karakteristik yang sama. Anda bisa menggunakan templat gratis yang sudah banyak beredar di internet. Beri mereka nama, pekerjaan, dll. supaya terlihat seperti orang asli.
Misalnya, Anda menemukan bahwa sebagian besar pelanggan adalah wanita karir berusia 30-an yang tinggal di kota-kota besar dan suka bersosialisasi. Dengan demikian persona unik Anda bisa menjadi seperti berikut.
Nama : Aliya Usia : 35 tahun Pekerjaan : sales manager Hobi : melakukan yoga di akhir pekan Media sosial : rajin membagi foto fashion diri di Instagram setiap minggu Masalah : harus berhemat untuk membayar cicilan rumah Tujuan : ingin tampil modis dan berbeda dari yang lain tapi dengan harga terjangkau |
Baca juga : Analisis Data Kuantitatif : Pengertian, Data, dan Teknik
Buyer persona negatif mempresentasikan hal-hal yang tidak Anda inginkan dari seorang pelanggan. Secara umum, persona negatif bisa bekerja sebagai pemberi peringatan agar Anda mempromosikan produk/jasa ke orang yang tepat.
Ada sejumlah alasan mengapa buyer persona negatif berguna di bidang penjualan dan pemasaran.
Catatan. Pembuatan buyer persona negatif harus dilakukan setelah buyer persona selesai. Walaupun buyer persona saja sudah cukup, tidak ada salahnya membuat versi negatif untuk kepentingan bisnis Anda.
Buyer persona tidak hanya diperuntukkan bagi perusahaan-perusahaan besar saja. Untuk usaha kecil dan menengah juga tidak perlu khawatir karena banyak tools dan jasa yang akan mempermudah pembuatan buyer persona.
Apa sekarang anda berminat membuat buyer persona Anda sendiri?