Tujuan utama digitalisasi UMKM adalah untuk mengoptimalkan proses bisnis agar lebih efisien dan efektif. Pada era digital seperti sekarang, sangatlah tidak relevan jika kita terus bergantung pada metode-metode tradisional.
Supaya tidak ketinggalan zaman, baca ulasan singkat tentang digitalisasi UMKM berikut!
Virus COVID-19 yang datang begitu mendadak menjadi hambatan yang tidak diprediksi oleh banyak pihak termasuk pelaku UMKM. Dalam sekejap, pemasukan menurun tajam padahal mereka sudah mengalami kesulitan dalam menghadapi tantangan seperti modal terbatas atau pengemasan produk.
Untuk menghadapi dampak pandemi, UMKM telah melakukan berbagai penyesuaian dan strategi bisnis seperti berikut.
Mengingat pemasukan yang berkurang maka pengeluaran pun perlu diawasi dengan ketat. Sebisa mungkin, mereka berusaha menekan biaya yang tidak perlu, misalnya memilih pemasok yang menawarkan harga yang lebih murah dengan kualitas yang mirip atau memanfaatkan subsidi bunga dari pemerintah. Perubahan ini perlu, tetapi jangan sampai strategi pemasaran berubah drastis.
Ketika aktivitas dibatasi, para pelaku UMKM memiliki waktu lebih untuk melakukan riset atau mencari inovasi baru. Sebagai langkah awal, UMKM bisa melakukan optimasi terhadap produk atau jasa yang telah ada. Kedua, UMKM bisa menawarkan produk/jasa yang sama sekali baru yang masih jarang di pasaran.
Larangan untuk beraktivitas di luar rumah mau tidak mau membuat pelaku UMKM memilih jalur online shopping. Selain memudahkan pengiriman, sejumlah layanan ekspedisi dan platform jual-beli juga menawarkan cara pembayaran yang praktis sehingga pelanggan tidak perlu keluar rumah. Dengan cara ini, secara tidak langsung UMKM membuka peluang untuk memperluas pasar dan mendapat pelanggan baru.
Daripada hanya bermain-main dengan ponsel pintar, para pelaku UMKM memanfaatkan momen ini dengan mempromosikan usaha mereka. Setelah menetapkan target pasar, mereka membuat konten berkualitas dan berinteraksi dengan para pengguna untuk meningkatkan eksistensi online sekaligus menganalisis respons pelanggan.
Pelanggan menjadi kunci utama bagi UMKM untuk bertahan karena modal dan skala yang terbatas. Walaupun pembelian yang konsisten dan meningkat itu baik, loyalitas pelanggan memiliki dampak positif yang lebih panjang. Fitur-fitur seperti Facebook Marketplace, Instagram Business, atau WhatsApp Business API pun dipilih sebagai sarana untuk lebih dekat dengan pelanggan.
UMKM Go Digital adalah sebuah gebrakan yang diharapkan mampu memberi dampak positif pada UMKM dan negara. Tercatat pada tahun 2022, terdapat 19 juta UMKM yang telah memanfaatkan platform digital untuk menjalankan usahanya (Tim Blog Amartha, 2024).
Survei Katadata menunjukkan bahwa 34,6% UMKM memilih untuk mengadopsi strategi pemasaran online sebagai respons terhadap tantangan yang dihadapi selama pandemi. Meski sempat mengalami penurunan, UMKM masih bisa membalikkan keadaan.
Dalam acara BRI Microfinance Outlook 2024, Menteri Keuangan Sri Mulyani jelas-jelas menyatakan bahwa Indonesia 97% job creation dilakukan oleh UMKM (Nugroho, 2024). Melihat potensi pasar digital yang begitu luas, digitalisasi UMKM adalah pilihan yang tepat.
Pemerintah telah membuat beberapa program menarik seperti Gerakan Nasional Bangga Indonesia dan kerja sama antara Kementerian Koperasi dan UKM dengan platform digital untuk memberikan pelatihan dan edukasi kepada UMKM. Tujuan pemerintah dalam UMKM Go Digital adalah perluasan akses pasar, peningkatan daya saing dan kapasitas produksi, serta efisiensi biaya.
Beragam keuntungan seperti peningkatan produktivitas, kemudahan transaksi, dan efisiensi operasional memang sudah tidak diragukan lagi. Namun, masih ada sejumlah PR yang wajib diselesaikan misalnya kurangnya literasi digital dan keterbatasan infrastruktur.
Supaya digitalisasi UMKM sukses dan bertahan, pemerintah dan masyarakat harus bekerja sama karena sayang kalau potensi UMKM yang besar gagal mendorong perekonomian nasional. Apabila anda memerlukan jasa untuk mendigitalisasi UMKM anda maka tim Digiten akan siap membantu.
