Indikator digital marketing atau Key Performance Indicator (KPI) telah menjadi faktor penentu keberhasilan dalam dunia bisnis yang makin digital. Akan tetapi, tanpa kemampuan analisis yang baik indikator digital marketing akan kehilangan maknanya.
Supaya tidak salah jalan, simak pembahasan mengenai indikator digital marketing berikut!
Indikator digital marketing adalah sejumlah nilai/metrik yang digunakan untuk mengetahui apakah tujuan bisnis sudah dicapai. Menurut Klipfolio, KPI pemasaran digital bisa digunakan untuk mengukur keberhasilan keseluruhan bisnis (tingkat tinggi) atau hanya bagian pemasarannya saja (tingkat rendah).
Misalnya, jika Anda ingin meningkatkan brand awareness, fokuslah pada optimasi SEO website. Indikator digital marketing sebaiknya ditentukan sejak awal supaya pemasaran yang dilakukan sesuai jalur.
Mengingat digital marketing makin penting dalam menjalankan bisnis, Anda perlu mengetahui berbagai jenis indikator digital marketing untuk menentukan langkah berikutnya.
Indikator ini mengukur volume/jumlah pengunjung yang mengunjungi situs web. SEO organik, kampanye pemasaran, dan kemulusan UX (user experience) adalah beberapa aspek yang memengaruhi jumlah kunjungan. Selain jumlah pengunjung, alat seperti Google Analytics bisa digunakan untuk menghitung bounce rate, berapa lama pengunjung tinggal, dan halaman mana yang paling sering dikunjungi.
Conversion rate menunjukkan persentase pengunjung yang menjadi akhirnya pelanggan atau melakukan tindakan tertentu. Misalnya, bisa ditemukan berapa banyak orang yang mendaftar, berlangganan, mengisi formulir, mengeklik tautan, atau melakukan pembelian.
Konversi semacam ini bisa dioptimalkan melalui website atau media sosial tergantung prioritas Anda. Meningkatkan kecepatan loading halaman dari 5 menjadi 1 detik bisa melipatgandakan konversi (Heitzman, 2023) dan rasio konversi bisa ditingkatkan 35,26% melalui desain checkout yang lebih baik (Baymard Institute).
Engagement rate fokus pada interaksi/keterlibatan pengguna dengan konten brand Anda. Pengguna berinteraksi dengan cara memberi komentar, like, klik, atau share pada konten yang ada di blog, e-mail, atau media sosial.
Pengguna yang akhirnya melakukan pembelian umumnya sering berinteraksi dengan konten suatu brand. Persentase engagement rate antara 1% hingga 5% biasanya dianggap cukup baik, tetapi platform, industri, dan jumlah pengikut turut memengaruhi tingkat engagement rate (Newberry, 2024).
ROI adalah indikator krusial yang mengukur keberhasilan kampanye digital. Perusahaan yang tahu cara menghitung ROI, biasanya dapat mendapatkan tambahan anggaran yang lebih besar.
Cara kerja ROI adalah membandingkan biaya pengeluaran dengan pendapatan sehingga bisa diketahui apakah kampanye pemasaran memberikan keuntungan (positif). Studi Content Marketing Institute menunjukkan 72% perusahaan sukses karena menghitung ROI konten mereka.
Lead generation secara khusus mengukur berapa banyak lead (prospek) baru yang didapat dari kampanye digital marketing. Jumlah lead yang makin banyak akan meningkatkan peluang penjualan atau bisnis baru. Dalam praktiknya, content marketing tiga kali lebih efisien dalam menghasilkan prospek (lead) daripada outbound marketing (Georgiev, 2024).
Click-through rate merupakan rasio pengguna yang mengeklik tautan sampai jumlah pengguna yang melihatnya (Diachuk, 2024). CTR lebih dari 1% termasuk dalam kategori sehat. Persentase CTR yang tinggi adalah tanda bahwa iklan Anda tepat sasaran sehingga mengundang lebih banyak traffic ke website.
Sebenarnya, masih banyak indikator digital marketing yang bisa dipilih misalnya Customer Acquisition Cost (CAC), abandonment rate, dan Return on Ad Spend (ROAS), dll. Yang perlu Anda lakukan adalah melakukan riset untuk membuat strategi digital marketing yang tepat. Jika dirasa terlalu berat, bekerja samalah dengan digital agency profesional.