April 24, 2023

5 Peran Artificial Intelligence dalam Bidang Kesehatan Beserta Contohnya

artificial-intelligence-dalam-bidang-kesehatan

Peran artificial intelligence dalam bidang kesehatan cukup krusial. Kesehatan adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan manusia. Sayangnya hal ini sulit dicapai karena kurangnya jumlah tenaga medis dan keterbatasan infrastruktur.

Artikel berikut membahas artificial intelligence dalam bidang kesehatan sebagai gambaran tentang peran AI dalam perkembangan dunia kesehatan secara global.

Peran AI dalam Kesehatan

1.   Pelayanan

WHO (2020) mengeluarkan fakta bahwa 60% kematian di negara-negara ekonomi kecil dan menengah terjadi karena kualitas pelayanan yang buruk. Masalah yang sering muncul adalah prosedur yang berbelit-belit, informasi yang rumit, dan sikap petugas yang kurang ramah.

AI (artificial intelligence) menyingkat waktu pelayanan di rumah sakit, memungkinkan dokter menangani lebih banyak pasien, dan mencegah antrian pasien. Sejumlah studi juga menunjukkan bahwa RS yang memberikan pelayanan positif pada pasien mengalami kenaikan profit (Blackman, 2021).

Contoh

  • Buoy Health. Chatbot ini mendengarkan keluhan pasien kemudian menyarankan fasilitas kesehatan mana yang perlu dituju untuk mendapatkan perawatan yang tepat.
  • John Hopkins Hospital. Bekerja sama dengan GE Healtcare untuk mengimplementasikan program AI sehingga pasien di IGD bisa segera dipindahkan ke ruang perawatan 38% lebih cepat.

2.   Data

Data merupakan sumber penting dalam bidang kesehatan. Sering kali, saking banyaknya data dan sibuknya manusia, informasi berharga jadi sulit dicari. Akibatnya, diagnosis yang tepat, preventive medicine, dan pengembangan obat baru terhambat. Pemrosesan data yang memakan waktu lama bisa dipercepat dalam hitungan menit oleh AI.

Contoh

  • IBM. IBM Watson adalah prosesor yang menggunakan NLP sebagai basis utamanya. Di Indonesia, sistem ini telah dipakai untuk mempercepat pencarian obat dan mengatasi jumlah tenaga kerja yang  belum memadai.

3.   Diagnosis

Riwayat medis yang tidak lengkap dan beban kasus yang besar bisa mengarah pada meningkatnya jumlah kematian. AI tidak akan terpengaruh oleh banyaknya data sehingga diagnosis dan deteksi penyakit bisa dipercepat. Kemampuan ini bahkan tidak bisa ditandingi oleh para profesional di bidang medis sekalipun.

Contoh

  • Owkin. Menciptakan RlapsRisk untuk menilai risiko kekambuhan kanker payudara dan MSintuit yang membantu screening kanker usus.
  • Iterative Health: Menciptakan Skout untuk membantu dokter mengidentifikasi polip yang berpotensi kanker.

Baca juga : Pengertian Artificial Intelligence dan Fakta-Fakta Lainnya

4.   Obat

Perkembangan teknologi ternyata juga diiringi oleh makin banyaknya jumlah penyakit baru. Manusia dituntut untuk mencari pengobatan terbaik supaya kesempatan sembuh pasien meningkat. Hambatan yang dihadapi adalah biaya penelitian bernilai jutaan dolar dan kenyataan bahwa tidak semua obat sukses dijual di pasaran.

Contoh

  • BioXcel Therapeutics. Mengidentifikasi dan mengembangkan obat baru dalam bidang neuroscience dan immuno-oncology.
  • Valo Health. Mengumpulkan data yang berpusat pada manusia sehingga tidak perlu meggunakan hewan sebagai bahan percobaan.

5.   Operasi dan bedah

Robot assisted-surgery membantu dokter menangani prosedur bedah/operasi yang kompleks dan membutuhkan ketelitian, kontrol, serta fleksibiltas tingkat tinggi. Dokter mengendalikan robot melalui tangan mekanik sambil duduk di depan komputer. Komputer akan menunjukkan versi tiga dimensi secara detail ketika operasi berlangsung. Berkat robot ini, RS bisa meminimalkan komplikasi terkait pembedahan, mengurangi rasa sakit, dan mempercepat proses penyembuhan.

Contoh

  • Microsure (Belanda). Robot buatan Microsure bekerja dengan sistem motion stabilizer. Di samping ilmuwan, dokter bedah juga turut membantu pengembangan robot ini.  Selama bedah mikro (microsurgery), robot dikendalikan dengan joystick.

Tantangan

Penerapan artificial intelligence dalam bidang kesehatan membutuhkan proses dan kerja sama dari berbagai pihak. Pertama, dokter dan staf perlu mengetahui dan mempelajari cara kerja AI. Ini penting supaya dokter bisa menempatkan AI sebagai asisten terpercaya tanpa mengakibatkan ketergantungan. Kedua, UU dan regulasi diperlukan untuk memastikan AI tidak disalahgunakan dimana keselamatan pasien menjadi taruhannya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Whatsapp
1
Butuh bantuan digital? Chat kami!
Tim Digiten senantiasa membantu anda di balik layar. Konsultasikan masalahmu sekarang!
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram