October 20, 2022

Buyer Persona : Gambaran “Pelanggan Ideal” Bisnis Anda

buyer-persona1

Jika waktu kecil Anda punya teman khayalan, maka digital marketing memiliki buyer persona. Apapun posisi Anda di perusahaan, pada akhirnya semua akan kembali ke pelanggan.

Ketika Anda memahami siapa mereka, apa yang mereka inginkan, dan bagaimana cara mereka mengambil keputusan, maka Anda bisa membuat produk yang lebih baik dan mempromosikannya dengan cara terbaik ke target yang tepat.

Di sini, buyer persona memungkinkan Anda melakukan penilaian terhadap calon pelanggan untuk keperluan marketing secara khusus.

Apa Definisi Buyer Persona?

Buyer persona merupakan karakter fiktif yang sengaja dibuat untuk mengetahui apa yang dipikirkan dan dibutuhkan pelanggan. Pendeknya, buyer persona adalah representatitf dari pelanggan ideal Anda, masing-masing dengan karakter yang berbeda.

Dalam membuat persona, Anda tidak boleh memakai nama, foto, atau informasi pribadi asli seseorang. Namun, apa yang Anda buat harus merepresentasikan calon pelanggan secara umum. Tergantung kebutuhan, ada perusahaan yang membuat lebih dari satu persona demi mengoptimalkan strategi marketing mereka.

Istilah-istilah lain seperti audience persona, customer avatar, user persona, atau marketing persona sebenarnya juga memiliki fungsi yang mirip dengan buyer persona. Meskipun buyer persona bisa diartikan sebagai seorang pembeli dengan karakteristik tertentu, ini hanyalah sekedar model bukan pelanggan yang sebenarnya.

Apa Saja Manfaat Buyer Persona?

Setiap departemen atau posisi dalam suatu perusahaan atau bisnis dapat mengambil manfaat dari penggunaan persona. Metode ini juga mendukung peningkatan brand awareness dan mendorong loyalitas pelanggan.

Produksi

Membantu mengembangkan/menyesuaikan produk yang sudah ada atau menciptakan produk baru sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen.

Pemasaran

Sebagai contoh, bagian marketing bisa lebih fokus pada keyword apa yang dipakai, platform apa yang digunakan untuk memasang iklan, faktor apa saja yang memengaruhi keputusan pembelian, dan calon pelanggan mana yang akan menjadi target utama.

Customer support

Setelah mempelajari buyer persona, maka akan lebih mudah untuk berempati terhadap keluhan pelanggan di masa mendatang. Saat bisa memahami satu sama lain, komunikasinya juga akan lebih efektif.

Fakta. Dari data yang dihimpun oleh Sutton (2013) di MarketingSherpa, penggunaan buyer persona dalam strategi pemasaran meningkatkan ROI 124% dan pendapatan pemasaran sebesar 171%.

Model Buyer Persona

Ada berbagai model buyer persona yang diterapkan dalam dunia bisnis. Beberapa perusahaan bahkan menciptakan persona unik milik mereka sendiri.

Pada pembahasan ini, Anda akan mengenal beberapa model buyer persona menurut Bryan Eisenberg. Beliau adalah penulis asal Amerika Serikat yang menulis sebuah buku berjudul “Buyer Legends”.

  1. Competitive Persona. Sesuai namanya, model ini mewakili karakter calon pelanggan yang kompetitif. Pelanggan semacam ini menginginkan produk yang mampu meningkatkan kualitas diri dibandingkan orang yang tidak menggunakan produk tersebut.
  2. Spontaneous Persona. Emosi adalah kata yang tepat untuk menggambarkan model ini. Akan lebih mudah bagi perusahaan untuk mempromosikan produk pada mereka karena persona ini mudah terbujuk dan dipengaruhi.
  3. Methodical Persona. Ini adalah salah satu persona yang cukup sulit dihadapi. Mereka berhati-hati dan bergantung pada logika dalam mengambil keputusan. Pebisnis perlu meyakinkan persona ini bahwa produk yang ditawarkan lebih berkualitas daripada produk kompetitor.
  4. Humanistic Persona. Model ini juga cukup sulit untuk dibujuk karena mereka membutuhkan waktu cukup lama untuk mengambil keputusan. Jika Anda berhasil membuat mereka terpesona, maka produk/jasa Anda bisa cepat laku.
buyer-persona2

Cara Membuat Buyer Persona

Membuat buyer persona memang butuh waktu, tetapi manfaat jangka panjangnya patut dipertimbangkan.

1.   Lakukan riset mendalam.

Saat ini, ada banyak sarana yang bisa dimanfaatkan untuk melakukan riset bahkan jika Anda belum punya satu pelanggan pun. Secara kuantitatif, Anda bisa menggunakan tools seperti Google Analytics, Twitter page insight, CRM database, dll.

Untuk mendapatkan data yang lebih spesifik, Anda bisa melakukan interview, survei, dan focus group. Meskipun membeli data dari pihak ketiga dimungkinkan, hal ini tidak disarankan karena datanya kurang spesifik dan mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan Anda.

Pastikan data pengguna yang dikumpulkan berisi informasi dasar berikut.

  • Demografi: nama, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dst.
  • Perilaku dan ketertarikan: hobi, akun media sosial yang digunakan, dst.
  • Geografi: lokasi dimana pengguna tinggal akan memengaruhi cara konsumsi seseorang.
  • Kebiasaan berbelanja: sarana apa yang sering dipakai untuk mengakses informasi, cara berkomunikasi (misalnya e-mail, telepon, dsb.), lebih suka belanja ke toko fisik atau toko online, dst.

Tips. Anda juga bisa mencari tahu apa yang ditargetkan pebisnis lain dengan menggunakan tools seperti Alexa.

2.   Identifikasi tujuan pelanggan.

Tujuan yang ingin dicapai setiap pelanggan bervariasi tergantung dari jenis produk atau jasa yang Anda tawarkan. Beberapa bisa bersifat pribadi atau profesional. Tujuan pelanggan bisa dipakai sebagai salah satu parameter untuk membangun brand’s tone, mengarahkan kegiatan pemasaran, dsb.

Jika Anda sudah memiliki tim penjualan, Anda bisa meminta data yang lengkap karena mereka tentu lebih paham mengapa pelanggan mmeberi produk Anda dan apa yang ingin pelanggan capai dari produk Anda.

Salah satu cara efektif untuk memberikan pengalaman yang lebih baik pada pelanggan adalah dengan mengumpulkan umpan balik dan testimoni pelanggan.

3.   Menemukan pain point.

Setelah mengumpulkan data pelanggan, Anda juga perlu menemukan pain point atau masalah pelanggan. Sejumlah pertanyaan yang bisa Anda ajukan adalah:

  • Apa masalah yang sedang dihadapi pelanggan?
  • Apa saja yang menghambat pelanggan untuk mencapai tujuan mereka?
  • Apa yang bisa produk/jasa Anda tawarkan sebagai solusi permasalahan pelanggan?

4.   Mengelompokkan persona

Sebagai langkah terakhir, Anda perlu mengelompokkan pelanggan dengan karakteristik yang sama. Anda bisa menggunakan templat gratis yang sudah banyak beredar di internet. Beri mereka nama, pekerjaan, dll. supaya terlihat seperti orang asli.

Misalnya, Anda menemukan bahwa sebagian besar pelanggan adalah wanita karir berusia 30-an yang tinggal di kota-kota besar dan suka bersosialisasi. Dengan demikian persona unik Anda bisa menjadi seperti berikut.

Nama : Aliya
Usia : 35 tahun
Pekerjaan : sales manager
Hobi : melakukan yoga di akhir pekan
Media sosial : rajin membagi foto fashion diri di Instagram setiap minggu
Masalah : harus berhemat untuk membayar cicilan rumah
Tujuan : ingin tampil modis dan berbeda dari yang lain tapi dengan harga terjangkau 

Baca juga : Analisis Data Kuantitatif : Pengertian, Data, dan Teknik

Perlukah membuat persona negatif?

Buyer persona negatif mempresentasikan hal-hal yang tidak Anda inginkan dari seorang pelanggan. Secara umum, persona negatif bisa bekerja sebagai pemberi peringatan agar Anda mempromosikan produk/jasa ke orang yang tepat.

Ada sejumlah alasan mengapa buyer persona negatif berguna di bidang penjualan dan pemasaran.

  1. Memastikan Anda tidak membuang waktu untuk melakukan strategi pemasaran yang tidak menghasilkan lead, conversion, atau acquisition.
  2. Menghindari pemborosan dana untuk target yang salah dimana persona negatif cenderung tidak akan membeli produk dari perusahaan Anda lagi untuk kedua kalinya.
  3. Mengetahui kebiasaan buruk persona negatif, misalnya seseorang lebih suka menggunakan produk kompetitor Anda, tidak memiliki budget yang cukup untuk membeli produk Anda, atau hanya numpang lewat saja.

Catatan. Pembuatan buyer persona negatif harus dilakukan setelah buyer persona selesai. Walaupun buyer persona saja sudah cukup, tidak ada salahnya membuat versi negatif untuk kepentingan bisnis Anda.

Buyer persona tidak hanya diperuntukkan bagi perusahaan-perusahaan besar saja. Untuk usaha kecil dan menengah juga tidak perlu khawatir karena banyak tools dan jasa yang akan mempermudah pembuatan buyer persona.

Apa sekarang anda berminat membuat buyer persona Anda sendiri?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Chat Whatsapp
1
Butuh bantuan digital? Chat kami!
Tim Digiten senantiasa membantu anda di balik layar. Konsultasikan masalahmu sekarang!
linkedin facebook pinterest youtube rss twitter instagram facebook-blank rss-blank linkedin-blank pinterest youtube twitter instagram