Dalam menentukan kesuksesan iklan pada bisnis online, CPM adalah salah satu metrik yang signifikan. Memasang iklan harus dilakukan dengan penuh pertimbangan mengingat pangsa pasar yang luas dan banyaknya kompetitor. Sebagai bagian dari strategi pemasaran digital, memahami CPM bisa dibilang cukup wajib.
CPM (cost per mille) adalah model penetapan harga iklan per 1.000 tayangan. Beberapa juga menyebutnya CPT atau cost per thousand karena kata “mille” sebenarnya berasal dari bahasa latin yang berarti seribu. Sesuai dengan istilah “impression” atau tayangan, maka pengiklan tidak tahu apakah iklan tersebut benar-benar dilihat, diklik, dan ditindak lanjati oleh para pengunjung.
Namun, jika pengunjung sering melihat iklan Anda, hal ini bisa meningkatkan brand awareness. Sebaliknya, jika Anda ingin meningkatkan penjualan atau registrasi, penggunaan CPC atau CPA akan lebih efektif. Salah satu contoh platform yang menggunakan CPM adalah Youtube.
Sebagai pengiklan (advertiser), sekilas CPM jauh lebih menguntungkan publisher. Namun, pengusaha/perusahaan masih akan mendapat manfaat dari CPM.
Nilai CPM setiap web berbeda tergantung kualitas dan traffic-nya. Iklan yang ditampilkan di web dengan tingkat traffic tinggi cenderung menagih biaya CPM yang tinggi pula.
Semakin populer webnya biasanya biaya CPM-nya akan semakin tinggi. Selain itu, belum tentu pengunjung akan mengklik dan mengnjungi online shop Anda. JIka Anda masih awam, mulailah dengan budget kecil terlebih dahulu.
Untuk memaksimalkan digital marketing, setidaknya tentukan jumlah total tayangan iklan yang diinginkan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung CPM adalah:
Contoh skenario: budget pengiklan adalah Rp3.000.000 dan jumlah target tayangnya (impression) adalah 50.000. Dengan menggunakan rumus di atas, maka nilai CPM-nya adalah Rp60.000.
CPM dan CPA sama-sama sering dipakai dalam digital marketing. Di bawah ini adalah perbedaan dasar keduanya.
CPM (cost per mille) | CPA (cost per acquisition) | |
Standar | Pengukuran berdasarkan 1.000 tayangan (impression). | Pengukuran berdasarkan konversi atau tindak lanjut pengguna setelah mengklik suatu iklan. |
Tujuan | Membuat orang menyadari eksistensi suatu produk/merek. | Mengajak orang membeli suatu produk. |
Biaya | Tidak membutuhkan budget besar. | Biaya yang dikeluarkan bisa cukup tinggi. |
Advertiser (Pengiklan) | Hanya membayar iklan yang berhasil tayang. | Wajib membayar ketika pengunjung melakukan konversi. |
Publisher (Penayang) | Selama iklan mampu ditayangkan secara penuh, publisher tidak perlu khawatir tidak akan dibayar. | Publisher yang menayangkan iklan akan menanggung semua resiko CPA. Mereka tidak akan mendapat keuntungan jika pengunjung tidak melakukan konversi. |
Bagi pemula, CPM bisa tampak sedikit rumit karena banyak hal yang harus diperhatikan.
Seperti yang kita ketahui, web yang meiliki terlalu banyak iklan biasanya memiliki citra negatif di mata pengguna. Publisher yang hanya menyediakan ruang iklan terbatas justru lebih bisa dipercaya karena permintaan akan spot tersebut pasti semakin tinggi.
Fakta menyatakan bahwa layanan iklan di negara-negara yang berbahasa Inggris cenderung memiliki CPM yang lebih tinggi.
Misalnya Anda menjual perlengkapan olahraga berkualitas. Daripada sekedar menaruh iklan di web portal berita dengan berbagai topik termasuk olaharaga, coba cari web yang sering dikunjungi oleh atlet profesional. Web semacam ini akan memiliki CPM tinggi sehingga cukup pantas jika Anda membayar premium.
Halaman pertama tentu menjadi pilihan semua pengiklan karena pengguna pasti akan lebih sering melihatnya.
Penempatan yang dimaksud di sini adalah posisi iklan di halaman web. Logikanya, iklan ynag terletak di bagian atas otomatis menjangkau lebih banyak pengguna dan menghaslkan CTR yang lebih besar. Dan tentu saja Anda perlu membayar cukup mahal untuk mendapatkan posisi tersebut.
Tidak hanya kualitas iklan, tempat di mana iklan tayang juga penting. Jika suatu publisher memiliki riwayat yang mengesankan dari iklan-iklan yang pernah ditayangkan sebelumnya, wajar kalau menawarkan CPM yang tinggi.
Ada jam-jam tertentu dalam sehari dimana pengguna akan sering berada di depan perangkat seperti laptop, tablet, dan ponsel. Kalau memungkinkan, pastikan iklan Anda muncul di waktu-waktu tersebut supaya hasilnya lebih efektif.
Ukuran layar, CTR rendah, dan tingkat konversi rendah akan memiliki CPM yang lebih rendah misalnya pada ponsel pintar. Kemungkinan besar, para pengguna/calon pembeli akan lebih memilih desktop untuk bertransaksi.
Namun, bukan berarti tidak ada peluang CPM yang bagus di ponsel atau tablet. Sebagai contoh, jika target audiensinya kebanyakan adalah pengguna aktif ponsel Android, beberapa orang bahkan rela membayar lebih untuk menjangkau pengguna yang dimaksud.
Iklan berukuran besar biasanya menarik CPM yang lebih tinggi. Lebih lanjut, sudah ada beberapa panduan tentang ukuran iklan yang sesuai untuk perangkat-perangkat mobile.
Baca juga : CPC (Cost per Click): Cara Menghitung dan Manfaatnya dalam Bisnis Online
Pada fasarnya, harga bukan segalanya jika berbicara tentang CPM. Demi kemajuan bisnis, ada langkah-langkah yang bisa ditempuh untuk memaksimalkan CPM.
Apabila anda berminat untuk memasang iklan CPM untuk meningkatkan brand awareness brand anda maka silahkan hubungi tim Digiten segera. Tim kami melayani jasa pemasangan iklan di Google dan networknya.