Saat anda sedang menulis artikel SEO, anda pasti memperhitungkan tentang keyword density. Keyword density adalah konsep fundamental dalam search engine optimization (SEO). Sangat penting untuk memahami bagaimana keyword density bekerja karena hal ini memiliki efek yang besar pada SERP, serta biaya kampanye anda.
Dalam artikel kali ini, kami akan membahas dasar-dasar tentang keyword density, mengapa penting dan formula apa yang digunakan.
Keyword density adalah frekuensi keyword. Artinya seberapa kali keyword tertentu muncul di sebuah halaman web. Biasanya, keyword density hadir dalam bentuk rasio. Semakin tinggi volumenya, semakain banyak keyword yang muncul di halaman anda.
Keyword merupakan hal yang penting dalam strategi SEO anda. Bila digabungkan dengan kualitas artikel yang bagus dan web design yang dioptimasi, merangking keyword yang tepat bisa membuat anda tampil bagus di search engine result page (SERP)
Makanya tidak heran kalau pakar SEO kerap memfokuskan pada keyword dimana anda diwajibkan untuk melakukan riset terlebih dahulu supaya bisa merangking. Tidak hanya itu, keyword yang tepat akan membantu menaikkan engagement dan kemungkinan besar meningkatkan peluang penjualan.
Kenapa demikian? Ini karena keyword bisa mengarahkan ke "pencarian". Saat user sedang mencari sebuah produk, maka mereka akan menggunakan keyword yang bisa merefleksikan general intent and mereka berharap search engine bisa menampilkan hasil yang relevan.
Walaupun begitu, anda tidak bisa sekedar memasukkan keyword sebanyak mungkin kedalam artikel. Keyword stuffing ini dikenal dengan "Black-hat SEO", sebuah metode SEO yang bisa berakibat pinalti dari Google.
Buat anda yang belum familiar, keyword stuffing adalah praktek menulis konten dengan kualitas rendah dengan memasukkan keyword lebih dari jumlah rata-rata. Fokus utama dari keyword stuffing ini adalah untuk menipu mesin pencari supaya anda bisa merangking di halaman mesin pencari. Namun, keyword stuffing ini tidak lagi berlaku sekarang.
Kalau jaman dulu saat search engine masih baru, banyak konten yang memiliki kualitas rendah yang disisipi keyword terlalu banyak kemudian diberikan link. Tak heran kalau pengunjung website kerap frustrasi menghadapi hal ini.
Bagaimana cara menghitung keyword density? Rumusnya sangat sederhana. Anda tinggal membagi jumlah keyword yang disisipkan di artikel dibagi dengan jumlah kata secara keseluruhan.
Sebagai contoh, halaman anda memiliki 1000 kata dan anda menyisipkan keyword sebanyak 10 kali. Maka hasilnya adalah 10/1000= .001
Kalikan hasil ini dengan 100 maka anda akan mendapatkan hasil dalam bentuk persen dimana dalam kasus ini adalah 1%.
Baca juga : SEO : Pengertian, Manfaat & Cara Kerjanya
Tidak ada aturan baku untuk keyword density. Yang penting anda tidak melakukan keyword stuffing dan naikkan kualitas konten anda. Namun banyak praktisi SEO merekomendasikan 1-2 keyword di setiap 100 kata atau dalam satu artikel disarankan 1-2% saja keyword density-nya.
Perlu diingat, menyisipkan keyword yang identik ke sebuah halaman website tidaklah baik. Di sini anda harus memperhatikan yang namanya keyword variant. Keyword variant adalah kata atau frase yang mirip tadi tidak identik.
Misalnya website anda fokus pada outdoor light solutions. Mungkin keyword dengan pencarian tertinggi adalah "outdoor lighting", namun dengan menyisipkan keyword ini sebanyak mungkin ke dalam artikel tidak akan meningkatkan performanya.
Tapi anda bisa memasukkan varian yang dekat dengan outdoor lighting solution misalnya "garden lighting", "patio lighting", "deck lighting" atau "landscape lighting". Cara ini lebih efektif ketimbang memasukkan keyword yang sama dengan jumlah besar.
Nah, itulah sedikit pembahasan mengenai frekuensi keyword. Semoga artikel di atas bisa membantu anda dalam menaikkan performa halaman di hadapan mesin pencari. Apabila anda membutuhkan bantuan jasa SEO untuk meningkatkan performa website anda maka segera hubungi tim Digiten!
