Dalam bisnis online, CPA sudah menjadi bagian yang perlu diperhaikan dalam digital marketing. CPA membantu pebisnis menganalisis apakah biaya iklan sesuai dengan target yang diharapkan. Lalu, apa saja yang perlu diketahui tentang CPA?
CPA (cost per action) adalah metrik yang digunakan untuk mengukur biaya yang dikeluarkan hingga seorang pengguna melakukan suatu aksi. Beberapa orang juga mengartikannya sebagai cost per acquisition, meskipun ada sedikit perbedaan di antara keduanya. Untuk menghindari ambiguitas dengan pengertian customer acquisition cost (CAC), di sini CPA merujuk ke cost per action supaya lebih jelas.
Penentuan CPA tergantung dari berbagai aspek yaitu platform marketing, penayang, kualitas iklan, target pelanggan, dan budget yang tersedia. CPA akan membantu Anda memastikan apakah biaya yang dikeluakan sebanding dengan hasil akhirnya yaitu action.
CPA yang dilakukan dengan penuh perhitungan akan memberikan dampak yang luar biasa pada suatu bisnis.
Untuk memperluas basis pelanggan terutama jika ingin menargetkan pasar baru, bekerja sama dengan influencer atau affiliate marketer akan sangat menguntungkan bisnis Anda. Ini artinya, semakin banyak platform yang digunakan untuk memasarkan bisnis Anda.
Pengguna tidak hanya sekedar mengklik iklan, tetapi juga berinteraksi dengan produk/jasa yang ditawarkan. Pembeli yang sudah memakai produk tersebut akan merasakan manfaatnya dan kemungkinan akan membeli lagi di kemudian hari.
Dibandingkan dengan CPC (cost per click) atau CPM (cost per mille), CPA lebih menjamin bahwa pengguna akan melakukan tindakan nyata yang menguntungkan pengiklan dan penayang. Selain itu, biaya tidak akan ditagih kalau iklan hanya dilihat atau diklik saja.
Menghitung CPA cukup mudah dengan adanya rumus berikut.
CPA = Total pengeluaran iklan : Total penjualan pelanggan (atau parameter lainnya sesuai tujuan CPA itu sendiri)
Bisnis Anda baru berjalan selama 4 bulan dan Anda memutuskan untuk memasang paid ad campaign di media sosial. Dalam percobaan pertama, Anda mengeluarkan biaya Rp5.000.000 dan produk yang berhasil terjual adalah 200 buah. Jadi, CPA yang didapat adalah Rp25.000/penjualan.
Untuk menganalisis keefektifan iklan, Anda perlu melacak CPA menggunakan bantuan tool misalnya Google Analytics dan kode voucher. Penggunaan tool semacam ini akan memudahkan dalam melihat informasi umum pengguna. Contohnya adalah berapa pengguna yang mengklik iklan yang sama, pengguna dari mana saja yang tertarik dengan iklan, penayang mana yang paling efektif dalam memaksimalkan iklan, dll.
Dalam kenyataannya, tidak ada patokan khusus yang mengindikasikan nilai CPA yang ideal bagi setiap bisnis dikarenakan berbagai aspek seperti jenis industri, produk, dan dana yang dimiliki. Namun, ada satu cara yang bisa dilakukan untuk memastikan ideal tidaknya CPA Anda yatu dengan memeriksa CLV (customer lifetime value).
CLV adalah metrik pemasaran yang menunjukkan jumlah total uang yang dibelanjakan seorang pelangggan sejak orang tersebut berhubungan dengan bisnis, perusahaan, atau merek tertentu. Jika rata-rata CPA lebih rendah dari CLV, maka bisa dibilang Cost Per Action Anda sudah ideal dan sukses. CLV juga bisa dipakai untuk memastikan penayang mana yang terbaik sebagai sarana promosi.
Baca juga : Pay Per Lead Adalah
Optimasi di sini maksudnya adalah mencoba mengurangi tagihan CPA serendah mungkin, tetapi masih memberikan hasil yang maksimal. CPA yang rendah juga bisa meningkatkan return on investmnet (ROI).
Salah satu teknik yang sangat berguna di sini adalah copywriting. Anda juga perlu memperhatikan penggunaan gambar, font, serta keyword yang tepat. Dengan begitu Anda bisa sekaligus menaikkan ad quality score. Jangan lupa juga untuk selalu memperbarui iklan demi memperbaiki performa kampanye Anda.
Setelah pengunjung mengklik iklan Anda, landing page yang dituju harus dengan mudah mengarahkan orang untuk melakukan tindak lanjut berikutnya. Misalnya, jika tujuannya adalah untuk menginstal aplikasi, maka landing page harus mengarahkan pengguna untuk langsung mengunduh aplikasi tersebut. Tools seperti Instapage, Unbounce, GetResponse, dan sejenisnya akan membantu menciptakan dan mengoptimalkan landing page Anda.
Prinsip Pareto menyatakan bahwa 80% penjualan berasal dari 20% lokasi. Walaupun usia, pekerjaan, produk, dll. bisa digunakan untuk menyasar target tertentu, lokasi memiliki peran yang cukup signifikan. Disarankan untuk fokus pada pengguna di daerah perkotaan yang kemudian bisa dilanjutkan ke daerah lain ketika pendapatan Anda sudah naik. Target yang tidak tepat cenderung tidak akan melakukan konversi, dan jika hal itu terjadi biayanya bisa lebih mahal.
Teknik ini memungkinkan Anda menjangkau pengguna yang telah mengunjungi web Anda. Cara kerjanya cukup mudah karena hanya perlu menambahkan kode bernama retargeting tag di web Anda. Secara otomatis, pengunjung web Anda akan dimasukkan ke dalam daftar retargeting. Harapannya adalah pengguna tersebut akan kembali ke web Anda dan melakukan pembelian.
Menurut hasil studi yang dihimpun oleh Baymard Institute, persentase rata-rata pembeli yang meninggalkan keranjang belanja mereka adalah 68%. Selain masalah teknis pada web (misalnya screen freezing, time-out, dll.) salah satu penyebab utama masalah ini adalah adanya biaya tersembunyi (hidden charge). Yang harus Anda lakukan adalah langsung menyajikan harga total dengan terang-terangan termasuk biaya pengiriman.
Baik CPA dan CPL sama-sama memberikan keuntungan, tapi dengan konsep yang sedikit berbeda.
Kesimpulannya, CPA lebih berorientasi pada keuntungan material sedangkan CPL lebih fokus pada bagaimana bisa tetap terhubung dengan calon pelanggan. Para pebisnis yang memilih Cost Per Action umumnya sudah cukup puas jika pengguna membeli produk/menggunakan jasa mereka. Meski CPL masih harus menempuh jalan yang cukup panjang sebelum pengguna melakukan pembelian, metode ini ingin memastikan pengguna tersebut menjadi pelanggan setia di masa mendatang.
Penerapan Cost Per Action pada digital marketing tidak sesulit yang dibayangkan. Dari manfaat dan keunggulan yang ditawarkan, ada baiknya mencoba CPA terlebih dahulu. Jika tidak sesuai atau mengecewakan, Anda bisa menggunakan strategi marketing lain.